Info Jual Property Se Jabodetabek
Pasar properti Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan, terutama pada segmen hunian dengan harga di bawah Rp2 miliar, mencapai puncak tertinggi sejak awal pandemi COVID-19. Data terbaru yang dirilis oleh Housing Finance Center (HFC), lembaga riset milik PT Bank Tabungan Negara (BTN), pada triwulan III/2023, menyoroti tren positif ini.
Menurut Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar, kenaikan harga rumah ini mencerminkan permintaan yang terus meningkat di kalangan masyarakat. Hirwandi menyatakan optimisme bahwa kondisi ini akan berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan adanya insentif PPN DPT dari Pemerintah untuk rumah di bawah Rp2 miliar.
“Pertumbuhan ini juga menjadi momentum positif bagi Bank BTN,” ungkap Hirwandi. Menurutnya, kondisi pasar yang menggembirakan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi konsumen yang ingin memiliki rumah tetapi juga menguntungkan bagi Bank BTN.
Riset HFC BTN mencatat bahwa kenaikan harga tidak hanya terjadi pada rumah berukuran besar, melainkan juga pada rumah berukuran kecil atau Tipe 36 dengan harga di bawah Rp350 juta. Rumah tipe 36 bahkan mengalami pertumbuhan sebesar 8,4 persen year-on-year (YoY).
Pertumbuhan ini terutama terlihat di Provinsi Jawa Barat, di mana sekitar 44 persen dari penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk harga di bawah Rp2 miliar terjadi. Sementara di luar Pulau Jawa, pulau Sumatera menjadi yang tertinggi dalam penyaluran KPR BTN.
“Hirwandi menjelaskan, ‘Untuk provinsi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa, yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur,'” demikian disampaikan dalam laporan.
Selama delapan bulan pertama tahun ini, BTN berhasil menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik subsidi maupun non-subsidi sebesar Rp27,5 triliun, mencatat pertumbuhan sebesar 17,9 persen YoY, angka yang melampaui rata-rata industri.
Menanggapi tren positif ini, Kresna Hutabarat, analis Mandiri Sekuritas, tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk BTN dengan target price Rp1.800. Ia memproyeksikan laba bersih BTN pada 2023 dapat mencapai Rp3,37 triliun atau tumbuh 10,7% dari tahun sebelumnya, dengan Return on Assets (ROAE) diperkirakan mencapai 12% di tahun ini, angka yang mengesankan untuk industri properti.
Dengan tren kenaikan harga rumah di bawah Rp2 miliar dan kontribusi positif terhadap Bank BTN, diharapkan pasar properti Indonesia akan terus memberikan peluang dan keuntungan bagi para pelaku industri serta konsumen. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.
Belum ada komentar