Info Jual Property Se Jabodetabek
Keramik, sebagai salah satu bahan lantai yang umum dijumpai di rumah, telah menjalani perjalanan sejarah yang panjang, bermula dari akar kata Yunani kuno, “keramos,” yang berarti segala sesuatu yang berasal dari tanah liat dan dibakar. Seiring waktu, keramik bukan hanya menjadi pelapis lantai semata, tetapi juga menjadi elemen penting dalam desain interior, menunjukkan perkembangan industri yang pesat.
Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Achmad Widjaja, menyatakan bahwa inovasi dalam industri keramik terus berkembang. Salah satu terobosan penting adalah teknologi cetak digital, yang memungkinkan pembuatan desain yang lebih kompleks dan presisi yang tinggi. Dalam keterangannya, Achmad menjelaskan bagaimana keramik lantai tidak lagi hanya menjadi penutup lantai, melainkan juga menjadi elemen penting dalam desain interior modern.
Kata “keramik” sendiri berasal dari kosakata Yunani kuno, “keramos,” yang memiliki arti segala sesuatu yang berasal dari tanah liat dan dibakar. Namun, istilah keramik lantai atau “tegel” seperti yang kita kenal sekarang, memiliki akar kata dari bahasa Latin, “tegula,” yang artinya menutupi.
Pada abad pertengahan dan masa Revolusi Industri, penggunaan keramik mengalami peningkatan pesat. Awalnya, keramik lebih umum digunakan di bangunan-bangunan mewah dan milik bangsawan. Namun, seiring berjalannya waktu, keramik mulai merambah ke ruang-ruang biasa di rumah, seperti ruang keluarga, dapur, kamar tidur, dan kamar mandi.
Achmad menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia sudah mengenal keramik sejak ribuan tahun lalu. Dalam perjalanannya, keramik berkembang dari yang paling sederhana hingga berglazur, menjadi cikal-bakal dari keramik poles yang kita kenal sekarang.
Di era modern, keramik lantai tidak hanya menjadi penutup lantai yang fungsional, tetapi juga berperan sebagai elemen estetika utama dalam desain interior. Teknologi cetak digital menjadi salah satu terobosan yang mencolok, memungkinkan pembuatan desain dengan tingkat kompleksitas dan presisi yang tinggi. Ini membuka jalan bagi berbagai motif, warna, dan ukuran yang menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Direktur Utama PT Internusa Keramik Alamasri (INKA), Angelica Lie, menyoroti inovasi terbaru dalam bentuk keramik lantai antislio yang disebut Smooth Grip. Produk ini dirancang khusus untuk mengurangi risiko tergelincir, menjadikannya relevan untuk penggunaan di area yang rentan terhadap kelembaban seperti kamar mandi, dapur, atau pinggir kolam renang.
Masa Depan Industri Keramik di Indonesia dan Regional
Angelica juga mengungkapkan rencana INKA untuk menambah kapasitas produksi secara signifikan, bukan hanya untuk memperkuat posisinya di pasar keramik Indonesia, tetapi juga untuk merambah pasar regional. Negara-negara seperti Jepang dan Australia menjadi target eksplorasi INKA dalam memperluas jangkauan bisnisnya.
Dengan begitu, perjalanan panjang keramik dari bahasa Yunani kuno hingga teknologi modern menunjukkan bagaimana industri ini terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjadikannya tidak hanya bagian dari sejarah, tetapi juga cerminan dari inovasi dan kemajuan teknologi.
Belum ada komentar